Jamal D. Rahman

17 Juni 2017

Mengaji Syukur pada Ibnu Arobi

Filed under: Esai Agama — Jamal D. Rahman @ 05:00

Oleh Jamal D. Rahman

SyukurSyukur adalah hak Allah SWT atas hamba-Nya. Maka bersyukur merupakan kewajiban manusia kepada Allah SWT. Menurut Ibnu Arobi (dalam al-Futuhât al-Makkiyyah), ada tiga jenis syukur: syukr lafdhî (syukur verbal), syukr ‘amalî (syukur praktis), dan syukr ‘ilmî (kognitif). Ketika engkau mendapatkan suatu nikmat dan engkau mengucapkan “alhamdulillah”, itu adalah syukur verbal. Demikian juga ketika engkau melihat sesuatu yang begitu indah atau menakjubkan dan engkau mengucapkan “masyaallah” atau “subhanallah”, itu adalah syukur verbal. Syukur verbal merupakan bentuk syukur yang paling sederhana.

(more…)

9 Maret 2016

Moral Islam tentang Gerhana

Filed under: Esai Agama — Jamal D. Rahman @ 05:00

Oleh Jamal D. Rahman

Islam hadir menyikapi pandangan masyarakat tentang banyak hal. Di antaranya pandangan masyarakat Arab pra-Islam tentang gerhana matahari dan bulan. Dalam konteks itu, Islam menepis mitos dan pandangan primitif abad ke-7 tentang gerhana, sekaligus menekankan dimensi relijius, spiritual, dan sosial pada gerhana itu sendiri sebagai missi kenabian Nabi Muhammad.

(more…)

23 Agustus 2015

Shalatmu, Istana Rohanimu

Filed under: Esai Agama — Jamal D. Rahman @ 05:00

Oleh Jamal D. Rahman

Shalat adalah istana rohanimu yang suci dan megah. Di situlah engkau istirahat sejenak dari semua kesibukan duniawimu. Maka ke sanalah engkau kembali setelah perjalananmu yang melelahkan, dan di situlah engkau bisa menjumpai Tuhan dengan mesra, menemui Rosulullah, dan menemukan dirimu sendiri. Setiap kali engkau kembali ke istana rohanimu, engkau memperbaharui diri, engkau terlahir kembali. (more…)

1 Juli 2015

Al-Qur’an, Penyair, dan Lembah

Filed under: Esai Agama,Esai Sastra — Jamal D. Rahman @ 05:00

Oleh Jamal D. Rahman

Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) VII telah berlangsung di Singapura, 29-30 Agustus 2014, mengambil tema “Menjejaki Akar Sejarah Kewibawaan dan Perkembangan Dunia Perpuisian Nusantara”. Tak kurang dari 15 makalah dibentangkan dalam forum yang dihadiri penyair, sarjana sastra, dan peminat sastra dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand itu. Terbit pula antologi puisi Lambaian Nusantara dari Kota Singa, disunting oleh Djamal Tukimin dan Ahmad Md Tahir. Selain pembacaan puisi, pertemuan tersebut mendiskusikan perkembangan sastra di setiap negara peserta dan tantangan yang dihadapinya serta tanggung jawab budaya yang mesti diberikannya, terutama bertolak dari akar sejarah sastra Nusantara, khususnya sastra Melayu. (more…)

14 Februari 2013

Baiti Masjidi

Filed under: Esai Agama — Jamal D. Rahman @ 05:00

Oleh Jamal D. Rahman

Rumah pertama-tama tentu saja merupakan tempat tinggal. Yakni tempat orang berlindung dari panas dan hujan untuk bisa beristirahat dari kerja rutin sehari-hari. Tempat seseorang bercengkerama bersama keluarga, membangun dan menemukan kehangatan kehidupan keluarga dalam sebagian besar waktu mereka. Rumah adalah tempat seseorang pergi dan kembali lagi ke haribaan keintiman keluarga, atau keintiman dirinya sendiri. Rumah adalah tempat seseorang kembali pada dirinya sendiri. Dalam arti itu rumah bukan sekadar house, melainkan juga home. Rumah bukan sekadar memberikan kenyamanan jasmani, melainkan juga kenyamanan rohani. (more…)

Hari ‘Asyuro, Hari yang Amat Kelam

Filed under: Esai Agama — Jamal D. Rahman @ 05:00

Oleh Jamal D. Rahman

Hari ‘Asyuro adalah hari kesepuluh bulan Muharrom dalam penanggalan Hijriyah. Hari ‘Asyuro merupakan hari istimewa dalam Islam, di mana umat Islam dianjurkan berpuasa. Karena merupakan hari istimewa, Hari ‘Asyuro diperingati dengan berbagai cara di berbagai daerah di Indonesia. Juga di berbagai negara Islam. Di Jawa, Hari ‘Asyuro jadi Hari Suro, yang tentu saja menunjukkan bahwa kebudayaan Jawa menyerap tradisi ‘Asyuro dari khazanah Islam. Di Minangkabau, ‘Asyuro konon jadi kata surau karena dulu pada hari itu orang-orang berkumpul di surau-surau untuk memperingati Hari ‘Asyuro sebagai ajaran dan tradisi Islam. (more…)

Al-Qur’an, Kapur Barus, Hamzah Fansuri

Filed under: Esai Agama — Jamal D. Rahman @ 05:00

Oleh Jamal D. Rahman

إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا

Dan orang-orang yang taat akan minum, dari gelas, sejenis minuman yang campurannya adalah kapur [barus] (QS 76: 5).

Minuman bercampur kapur barus? Al-Qur’an menggunakan kata kâfûr, yang secara harfiah berarti kapur barus. Dalam bahasa kita yang lebih populer sekarang berarti kamper. Apa enaknya minuman bercampur kamper? Salah satu jawabnya, kata Fakhrurrozi dalam kitab tafsirnya, kâfûr adalah nama mata air di sorga, yang airnya seputih, sewangi, dan sedingin kapur barus, tapi tidak rasa apalagi bahayanya. Kemungkinan tafsir yang lain, lanjut Fakhrurrozi, adalah bahwa mungkin saja Allah SWT menciptakan kapur barus di sorga namun rasanya lezat, dan Allah menghilangkan semua bahayanya. (more…)

Al-Qur’an dan Angka 7

Filed under: Esai Agama — Jamal D. Rahman @ 05:00

Oleh Jamal D. Rahman

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ

(Rasulullah SAW bersabda: “Al-Qur’an ini diturunkan atas 7 huruf.”)
(Shahîh al-Bukhârî, Hadis Nomor 4608).

Kita tidak tahu apa maksud sesungguhnya 7 huruf dalam Hadis di atas. Para ulama berbeda pendapat soal itu. Ada yang mengatakan 7 huruf itu berarti 7 jenis bacaan atau seni baca Al-Qur’an; ada yang mengatakan 7 huruf itu sekadar angka untuk menunjukkan banyak —jadi tidak menunjuk pada angka yang sesungguhnya. Yang pasti, 7 huruf tidak mungkin berarti apa yang biasa kita fahami secara harfiah tentang 7 huruf. Al-Quran jelas menggunakan seluruh huruf Hijaiyah yang berjumlah 28, 29, atau 30 huruf (perbedaan jumlah huruf ini tergantung pada apakah hamzah dan lam-alif dianggap huruf tersendiri atau tidak). Bagaimanapun, tampaknya kita tidak akan menemukan pengertian yang benar-benar memuaskan tentang maksud 7 huruf dalam Hadis di atas. (more…)

9 Desember 2008

Idul Adlha: Semangat Melawan Diri Sendiri

Filed under: Esai Agama — Jamal D. Rahman @ 05:00

Oleh Jamal D. Rahman

Sejarah para nabi dan rasul adalah sejarah yang sangat menggetarkan, yang dengan energi kerohaniannya memancarkan kesucian dan kemurnian manusia dalam sejarah konkretnya yang seringkali begitu sulit dan berat. Sejarah mereka tetap menggetarkan melintasi ruang dan waktu, karena di situlah pusat abadi hakikat kemanusiaan dalam perjuangan mencapai misi suci kenabian dan kerasulan, yaitu menegakkan landasan iman bagi sejarah kemanusiaan yang sejati. Dan menegakkan landasan iman yang kokoh bagi sejarah kemanusiaan yang sejati pastilah tidak mudah, ada kalanya ia meminta darah dan airmata, bahkan menuntut pengorbanan yang amat besar. Tidaklah mengherankan kalau sejarah para nabi dan rasul yang begitu menggetarkan itu adalah riwayat manusia-manusia agung keluar dari lubang jarum sejarah mereka yang seringkali membuat mereka sendiri terguncang.

(more…)

Blog di WordPress.com.

Jamal D. Rahman

demi masa, demi kata

WordPress.com

WordPress.com is the best place for your personal blog or business site.

kafe sastra Jamal D. Rahman

membicarakan puisi dan cerpen anda