Oleh Jamal D. Rahman
…
Empat puluh hari setelah penyair malang itu dikubur
Kain kafannya kauambil dan kaurajut menjadi senja
….
(Yoyong Amilin, “Senja di Genggamanmu”,
buletin Jejak, 01, April 2011)
Pertama-tama saya mengucapkan selamat ulang tahun kepada Forum Sastra Bekasi (FSB), yang pada April 2016 ini genap 5 tahun. Secara pribadi saya senang, bangga, dan bersyukur dengan apa yang telah dicapai FSB, lembaga yang dengan gigih dan kerja keras merawat suatu komunitas, sehingga melahirkan sejumlah karya yang dengannya telah pula menggairahkan kehidupan sastra Indonesia. Dalam lima tahun perjalanannya, tentu saja cukup banyak hal telah dilakukan, betapapun saya yakin para eksponennya sendiri tidak merasa puas dengan apa yang telah dicapai. Bagaimanapun, FSB adalah satu kasus komunitas sastra Indonesia yang dengan dedikasi tinggi berusaha menyumbangkan sesuatu bagi sastra Indonesia. Dengan segala keterbatasan, sebisa mungkin saya akan mencatat apa yang dalam pertimbangan subjektif saya merupakan hal penting yang telah dicapai FSB, terutama dengan menimbang publikasi-publikasinya. Dengan itu semua, keberadaan FSB akan memaksa kita untuk lebih mengakui komunitas sebagai salah satu faktor dalam sastra Indonesia.