Jamal D. Rahman

4 Oktober 2015

Kaulah Mata Air Rinduku

Filed under: Puisi — Jamal D. Rahman @ 05:00

Puisi Jamal D. Rahman

kaulah mata air rinduku:
ricik-ricik pecah di dasar malam
memainkan sunyi hatiku di kedalaman batu

kaulah mata air cintaku:
butir-butir lepas dari gemuruh diam
melontarkan riuh sepi pada biru sajakku

kaulah mata air gelisahku:
dingin mengendap di bukit-bukit karang
menggerakkan laut ke dalam tidurku

kaulah mata air airmataku:
menghangatkan dingin dalam subuhku
mengucapkan gelisah laut karena doaku tak lagi biru

2000

23 September 2008

Rubaiyat Matahari

Filed under: Puisi — Jamal D. Rahman @ 05:00

Puisi Jamal D. Rahman

1

dengan bismilah berdarah di rahim sunyi
kueja namamu di rubaiyat matahari
kau dengar aku menangis sepanjang hari
karena dari november-desember selalu lahir januari

2

engkaulah sepi di jemari hujan
kabar semilir dari degup gelombang
engkaulah api di jemari awan
membakar cintaku hingga degup bintang-gemintang

3

atas sepi perahuku bercahaya
membawa matahari ke jantung madura
atas bara api cintaku menyala
menantang matahari di lubuk semesta

4

aku peras laut jadi garam
mengasinkan hidupmu di ladang-ladang sunyi
aku bakar langit temaram
bersiasat dengan bayangmu dalam kobaran api

5

batu karam perahu karam
tenggelam di rahang lautan
darahku bergaram darahmu bergaram
menyeduh asin doa di cangkir kehidupan

6

karena laut menyimpan teka-teki
di puncak suaramu kurenungi debur gelombang
karena layar hanya selembar sepi
di puncak doamu kukibarkan bintang-gemintang

7

pohon cemara ikan cemara
menggelombang biru di riak-riak senja
antara pohon dan ikan kita adalah cemara
mendekap cakrawala di dasar samudera

8

di rahang rahasia rinduku abadi
sampai runtuh seluruh sepi
rinduku adalah ketabahan matahari
menerima sepi di relung puisi

9

di relung malam lambaianku menua
juga pandanganmu di kaca jendela
alangkah dalam makna senja
menanggung berat perpisahan kita

10

dari pintu ke pintu ketukanku kembali
tak lelah-lelah mencari januari di reremang pagi
dari rindu ke rindu aku pun mengaji
tak tamat-tamat membaca cinta di aliflammim puisi

2002-2003

1 November 2007

Rubaiyat November

Filed under: Puisi — Jamal D. Rahman @ 05:00

Puisi Jamal D. Rahman

1

november, ya november
jika tahun-tahunku berakhir desember
januari lepas, waktu pun gemetar
di abad keberapa lagi akan kutemukan cintaku

2

november, ya november
jika di tanganku matahari bertakbir
bulan kugenggam, bumi pun berzikir
ke titik mana lagi harus kukembalikan cintaku

3
november, ya november
jika tak kutemukan juga seutas akar
dan hutan resah di belitan belukar
di tanah mana lagi harus kutanam ketenangan gelisahku

4

november, ya november
jika pecah batu mataair
dan gerak masih diam di dalam sumber
bulan apalagi akan bangkit dari batu-batu rinduku

5

november, ya november
jika angin berjejak di pasir
dan pantai tak menerima lagi bulan semilir
laut mana lagi akan berdebur dari atlantik hatiku

6

november, ya november
jika kejora tertulis di selembar janur
lalu tiupan angin membuatnya gugur
bintang apa lagi harus kutulis di janur-janur kesepianku

7

november, ya november
jika ombak usai di puncak debur
dan waktu usai di batas umur
airmata apa lagi akan tumpah dari doa-doaku

8

november, ya november
jika doa meminta airmata terakhir
langit leleh dan matahari pun mencair
bintang apa lagi takkan mengekalkan cintaku

9

november, ya november
jika angka tanggal dari kalender
dari jam dinding, detik pun gugur
fana apa lagi bisa memahami keabadian rahasiaku

10

november, ya november
jika gunung dan lembah bertemu di surat penyair
rahasia kalam bangkit dari balik tabir
tak ada, tak ada yang lebih kekal dibanding rahasia-rahasiaku

2003-2004

Blog di WordPress.com.

Jamal D. Rahman

demi masa, demi kata

WordPress.com

WordPress.com is the best place for your personal blog or business site.

kafe sastra Jamal D. Rahman

membicarakan puisi dan cerpen anda