Puisi Jamal D. Rahman
bacalah aku. bacalah aku dengan ayat-ayat yang terus mengeja gerimis dalam hujan. tak tamat-tamat mengaji panggilan air di hujan-hujan azanku. di ruas jemariku ayat-ayatmu tumbuh jadi bunga. basah ungu. basah ungu. maka biarlah ia melayari gerimis tulang-tulangku, menggali-gali hujan nadiku, hingga sumsum menyabda pada sajak-sajakku.
aku baca ungu suaraku di tulang-tulangku sendiri, tempat darahku akan mengering. dagingku akan mengering. tapi yang terbaca dari suaraku hanya ungu matamu, tak henti-henti mengedipkan bunga pada bugenvil yang membuat tanganku pun jadi ungu, seungu suaraku, seungu matamu.
di persimpangan tanganmu, puisiku akan membeku. akan membeku. seperti daun pintu memadatkan sunyi dalam deru hujan. dan di antara deru hujan pada tulang-tulangku, masih tercium juga bau garam yang mengeras dari lautan airmataku. maka dengarlah bisik doaku pada daun jendelamu, yang selalu kuketuk dengan tulang-tulang tangisku.
mas jamal…
mungkin warna ungu memang menyimpan aroma, aura, pesona magis, ya?
sampai ada grup musik Deep Purple. juga lagunya Jimi hendrix Purple Haze.
juga warna ungu batu kecubung yang konon punya khasiat tertentu.
ya…
mungkin setiap kata2 akan menjadi ungu, menjadi magis, semagis senja, semagis puisi yang tekun merayapi lembah dada.
salam.
Buset.
SukaSuka
Komentar oleh budhisetyawan — 28 April 2009 @ 05:00 |
Terima kasih. Salam. Kok nama disingkat jadi buset. Buseh deh hehe ….
SukaSuka
Komentar oleh jamaldrahman — 27 Mei 2009 @ 05:00 |
mengapa harus warna ungu
yang kau pilih tiap baris katamu
tak adakah yang lebih merayu
selain ungu
bukankah ungu
hanya keraguan hatimu
kenapa tak kau pilih putih saja
dalam melukiskan rasa
yang telah kau musiumkan dalam jiwa
NB
ini hanya penilaian seorang yang baru
berkenalan denganmu
lewat warna ungumu
SukaSuka
Komentar oleh moh. ghufron cholid — 27 Mei 2009 @ 05:00 |
Ya. Terima kasih. Saya senang dengan pertanyaan anda. Pertanyaan tersebut tak harus dijawab, bukan?
SukaSuka
Komentar oleh jamaldrahman — 27 Mei 2009 @ 05:00 |
apa pengaruh pertama terhadap warta kepenulisan mas jamal, sehingga tampak mendalam seperti ini?
SukaSuka
Komentar oleh a'yat khalili — 15 November 2009 @ 05:00 |
Antara Eksistensi Tuhan dan sebuah kecemasan untuk menyelami arti sebuah keyakinan,
mungkin hal tersebut yang coba saya dapatkan ketika membaca dan meresapi sajak ini?
SukaSuka
Komentar oleh ArT — 8 Januari 2012 @ 05:00 |